03 April 2012

Pernikahan


Belakangan saya sering mengamati apa sih yang membuat sebuah keluarga itu retak. Kalo dipikir-pikir, keluarga itu kan ikatan yang sangat kuat. Orang-orang didalamnya dipertemukan oleh Tuhan bukan tanpa sebab, sudah ada pertimbangan menurut ukuran-Nya. Komposisinya tidak bisa digantikan oleh yang lain. Pernikahan yang menjadi awal sebuah keluarga pun selalu direalisasikan dalam perhelatan yang agung nan meriah. Akan tetapi oh akan tetapi…banyak sekali terdengar cerita perceraian atau keluarga yang ‘berantakan’ tapi belum masuk tahap perpisahan. Sangat disayangkan padahal keluarga adalah cikal bakal wajah peradaban. Baik buruknya masyarakat bisa dinilai dari profil-profil keluarga didalamnya.
Belakangan, secara kebetulan juga, kepingan demi kepingan episode hidup saya membentuk rangkaian jawaban atas kontemplasi (kalo boleh dibilang begitu) saya tersebut. Banyak hal yang menyadarkan saya dan akhirnya mengantarkan pada kesimpulan bahwa sebenarnya menjaga keharmonisan keluarga itu mudah. Wallahu’alam juga ya implementasinya karena saya sendiri belum menjalaninya dalam keluarga ‘kecil’ tapi setidaknya prinsip-prinsip tersebut bekerja pada keluarga saya yang sekarang. Intinya hanya dibutuhkan pelebaran ukuran standar kesabaran dan kesyukuran kita sampai batas kekuatan dan keyakinan kita. Seperti halnya resep serbaguna abadi seorang muslim: sabar dan syukur.

Pertama, saya menyorotinya dari pernikahan. Dalam Islam, ketika seseorang itu menikah, maka doa yang hendaknya dibacakan untuk pasangan pengantin baru adalah :

بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ


Barakallahu laka wa baraka ‘alaika, wajama’a bainakuma fi khair
yang artinya “Semoga berkah Allah dilimpahkan kepadamu, semoga berkah Allah dilimpahkan atasmu, serta menghimpun engkau berdua dalam keadaan yang baik (kebahagiaan)”, bukan “Selamat Menempuh Hidup Baru”. Begitulah Rasulullah mengajarkan dan memberikan teladan pada umatnya. Doa tersebut sesungguhnya dahsyat sekali dan menjadi kunci keberhasilan keluarga. Sekedar membaca artinya mungkin biasa saja, tapi kalo tahu kaidah bahasa Arab, ada arti tersembunyi yang luar biasa. Disebutkan bahwa ada kata kepadamu dan atasmu. Keduanya diulang untuk berkah yang dilimpahkan bukan tanpa sebab.Dalam konteks Arab, kepadamu (laka) mengacu pada hal-hal yang baik sedangkan atasmu (‘alaika) mengacu pada hal-hal yang buruk. Jika kita gunakan asumsi manusia normal yang menyukai hal-hal baik dan tidak menyukai hal-hal buruk, maka arti doa tersebut adalah pengharapan agar barakah selalu ada dalam kehidupan rumah tangga, baik pada hal-hal yang kita suka maupun yang tidak kita suka. Jika barakah ini selalu menjadi tujuan dari tiap anggota keluarga, khususnya suami istri, maka mereka pasti akan berusaha mencapainya, misalnya mengusahakan perdamaian saat terjadi perselisihan atau menegur demi kebaikan. Dalam hal ini, bersabar menghadapi cobaan (berupa hal-hal yang tidak disukai) dan bersyukur dengan apa yang ada (berorientasi pada hal-hal yang disukai) akan menjaga keluarga dari keretakan.

Sumber : http://egadioniputri.wordpress.com/2010/03/22/arti-sebuah-keluarga/

6 comments: